Perbedaan Kopi Arabika dan Kopi Robusta

Perbedaan antara arabika dan robusta dapat dilihat dari sejumlah hal inilah ini:
Arabika lebih populer dahulu dari robusta.
Coffea arabica dan Coffea canephora.
Penanaman robusta lebih mudah.
Robusta lebih tahan hama.
Ukuran biji kopi arabika lebih besar.
Aroma dan cita rasa arabika lebih kaya.
Kandungan kafein robusta dua kali lebih banyak.
Robusta lebih sesuai dipadukan dengan susu.
Harga robusta lebih murah.
Ada dua jenis kopi yang sudah tidak jarang didengar oleh orang awam, yakni kopi robusta dan kopi arabika. Tahukah kita apa perbedaan mendasar salah satu keduanya?



Kebanyakan orang bilang, robusta tersebut lebih pahit daripada arabika yang ingin lebih asam. Ya, tersebut memang di antara dari sekian tidak sedikit perbedaan salah satu keduanya. Masih ada sejumlah perbedaan lagi yang barangkali belum seluruh orang mengetahuinya.

Untuk itu, kami sajikan sejumlah informasi yang sehubungan dengan apa saja perbedaan kopi arabika dan robusta. Semoga dapat menambah wawasan Anda supaya tidak melulu menyesapnya saja, tapi pun mengenali karakter jenis kopi yang kita minum. Simak sampai berakhir ulasan inilah ini.
1. Asal Usul Kopi Arabika dan Robusta
Hampir seluruh literatur menuliskan bahwa tumbuhan kopi arabika kesatu kali ditemukan di Ethiopia. Kemudian, kopi dipopulerkan menjadi minuman dan disebarkan ke penjuru dunia oleh orang-orang Arab.

Orang-orang Eropa mulai mengenal kopi selama abad ke-16 melewati pelabuhan Mocha di Yaman. Mereka mengupayakan membudidayakan di negerinya sendiri tapi tidak jarang kali gagal sebab tanaman kopi tidak dapat tumbuh baik di sana. Beberapa negara di Eropa kemudian membawa tumbuhan ini ke wilayah lain, di antara caranya ialah dengan memanfaatkan tanah koloni atau jajahannya.

Sementara asal usul kopi robusta dapat menjadi minuman yang populer tidak lepas dari peran Indonesia. Pada mula abad ke-20, Belanda membawa tanaman pribumi Afrika ini secara besar-besaran ke Indonesia guna dibudidayakan.

Pembudidayaan kopi robusta oleh Belanda ini ialah untuk menggantikan arabika yang terserang wabah karat daun atau Hemileia vastatrix. Tanaman arabika paling rapuh terhadap hama ini, sementara robusta mempunyai daya tahan yang lebih kuat. Pada ketika itu, Indonesia juga sempat menjadi ladang pengekspor kopi terbesar di dunia.
2. Klasifikasi Ilmiah
Baik arabika maupun robusta, dua-duanya termasuk dalam tumbuhan bersuku Rubiaceae dengan marga Coffea. Berdasarkan jenis atau spesiesnya, kopi arabika mempunyai nama ilmiah Coffea arabica, sementara robusta mempunyai nama Coffea canephora.
Anda tentu bertanya-tanya, mengapa Coffea canephora dapat disebut dengan robusta. Istilah itu kiranya sudah melekat dan biasa dipakai oleh orang-orang guna pembudidayaan dengan destinasi komersil.

Sebenarnya, definisi kopi robusta ialah salah satu varietas pribumi Coffea canephora, yakni Coffea canephora var. Robusta. Namun, sebab orang-orang lebih tidak jarang dan biasa menyinggung robusta, maka nama ini yang dipakai untuk menyinggung spesies tersebut.
3. Lingkungan Penanaman
Tanaman Coffea arabica bisa tumbuh dengan baik pada elevasi 1.000-2.000 meter dari permukaan laut. Tanaman ini sebetulnya masih dapat tumbuh pada dataran rendah. Namun, pertumbuhannya tidak bakal optimal, sampai-sampai hasil panennya bakal buruk.

Tanaman arabika memerlukan curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Rata-rata suhu udara yang diperlukan untuk tumbuh kembang tumbuhan ini berada pada kisaran 15-25 °C.

Sementara tumbuhan Coffea canephora bisa tumbuh dengan baik pada elevasi 0-900. Ketinggian tanah yang sangat ideal ialah 400-800 meter dari permukaan laut. Suhu rata-rata yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya ialah sekitar 24-30 °C dengan curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun.
4. Tanaman Robusta Lebih Tahan terhadap Hama
Tanaman tentu tidak luput dari serangan hama dan penyakit. Wabah yang menyerang akan dominan terhadap kopi yang dihasilkan. Tanaman kopi arabika memiliki keawetan yang lemah, sementara tanaman kopi robusta memiliki kelebihan lebih tahan dari serangan hama dan penyakit.

Di samping itu, tumbuhan robusta lebih gampang dalam segi perawatan dan pemanenannya. Buah arabika gampang rontok dari tangkainya ketika matang sampai-sampai perlu pemanenan yang hati-hati sebelum buahnya rontok. Sementara robusta, buah yang sudah matang tetap menempel powerful di tangkainya, tidak rontok laksana arabika.
5. Perbandingan Ukuran Biji Kopi
Salah satu perbedaan biji kopi arabika dan robusta dapat dilihat dari sisi ukuran dan bentuknya. Biji kopi arabika lebih banyak dibanding robusta. Bentuk biji robusta ingin membulat, sedangkan biji arabika berbentuk lonjong.
6. Aroma dan Cita Rasa Arabika yang Lebih Kaya
Jenis kopi arabika ialah lebih digemari karena wewangian dan cita rasanya yang unik. Ciri khas kopi arabika ialah rasanya yang asam dan warna seduhan yang tidak terlampau pekat. Oleh sebab keunikan berikut maka jenis ini lebih tidak jarang dikembangkan sampai-sampai muncul sejumlah varietas baru darinya.

Varietas-varietas baru hasil pembudidayaan arabika mempunyai rasa yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Ada tidak sedikit faktor yang memprovokasi keberagaman rasa ini. Faktor yang sangat menilai ialah keadaan cuaca, tanah, iklim, serta hasil kawin silangnya.
Sementara kopi robusta ingin mempunyai rasa yang serupa kacang-kacangan, kasar, dan lebih pahit dikomparasikan dengan arabika. Jenis ini tidak cukup populer guna dikembangkan layaknya arabika. Paling hanya dipungut daya tahan tanamannya dengan teknik disilangkan dengan arabika sampai-sampai menghasilkan varietas hibrida.

Oleh sebab rasa kopinya yang begitu powerful dan pahit, sangat sesuai dijadikan minuman yang bercampur dengan susu. Di samping itu, robusta pun adalahbahan baku yang sering dipakai untuk buatan kopi instan.
7. Kandungan Kafein Kopi Robusta Lebih Besar dari Arabika
Rasa pahit yang didapatkan oleh kopi robusta ialah tanda adanya kandungan kafein yang tidak sedikit di dalamnya. Kandungan kafein robusta kira-kira dua kali lebih tidak sedikit daripada arabika. Oleh karenanya, pada kopi arabika, tidak bakal ditemukan rasa pahit atau getir yang berlebihan layaknya robusta.

8. Sajian Minuman yang Lebih Cocok
Oleh sebab rasanya yang pahit, kopi robusta lebih sesuai untuk dibaur dengan susu. Contoh minuman yang lebih sesuai menggunakan kopi robusta antara beda latte, cappuccino, mochacino, vietnam drip, dan olahan kopi susu lainnya.

Sementara kopi arabika lebih tidak jarang dinikmati secara single origin. Terlebih di era Third Wave Coffee di mana orang-orang mulai hendak tahu informasi yang lebih detail mengenai kopinya. Hal ini diakibatkan oleh keberagaman varietas arabika dengan karakter rasa yang berbeda-beda di masing-masing daerah.
9. Tingkat Produksi di Dunia
Dua jenis kopi komersil ini memang populer di dunia. Namun, andai dibandingkan, arabika masih lebih tenar dan digandrungi daripada robusta.

Kira-kira, 70% buatan kopi dunia didominasi oleh jenis arabika. Sementara robusta melulu sekitar 28% saja. Sisanya ialah produksi jenis kopi lainnya laksana liberika, excelsa, dan lain-lain.

Beberapa negara penghasil kopi terbesar yang beberapa besar produksinya arabika ialah Brazil, Kolombia, dan Ethiopia. Sedangkan negara penghasil robusta terbesar dan terbaik ialah Vietnam dan Indonesia.
10. Harga Kopi Robusta Lebih Murah dari Kopi Arabika
Robusta mempunyai harga yang lebih murah dari arabika. Hal ini diakibatkan karena kepopuleran robusta kalah dikomparasikan dengan arabika yang memiliki ragam ragam varietas. Di samping itu, perawatan dan pembudidayaan robusta pun lebih gampang dibanding arabika.

Komentar